KEGIATAN olahraga memiliki nilai kepada kehidupan
manusia, baik nilai ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Nilai-nilai olahraga itu mempengaruhi keberhasilan pembangunan nasional,
termasuk pembangunan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia. Bahkan
dapat dikatakan sistem manajemen dan pembinaan olahraga merupakan bagian
integral pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Sayangnya, sebagian pihak menganggap kegiatan olahraga (termasuk Jasmani
dan Olahraga) kurang memiliki kontribusi kepada pembangunan nasional.
Padahal olahraga memiliki nilai ekonomi karena dapat meningkatkan
produktivitas manusia sebagai sumber daya pembangunan.
Kesegaran jasmani yang memadai meningkatkan kemampuan kerja optimal
serta dapat menghemat biaya pemeliharaan kesehatan. Pembinaan olahraga
secara matang di masa depan akan memberi kontribusi terhadap peningkatan
kesejahteraan perorangan. Misalnya melimpah ruahnya bonus yang diterima
Taufik Hidayat setelah mendapat medali emas olimpiade.
Kita pun dapat mengembangkan bisnis dan kegiatan yang berkaitan dengan
olahraga. Olahraga pun dapat memicu kegiatan bisnis baru, misalnya
pariwisata, tempat hiburan (rekreasi), perhotelan, restoran,
pengembangan usaha kecil (makanan dan minuman, serta jajanan lainnya).
Akhirnya derivasinya dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Pada saat ini orang Indonesia tidak akan sulit untuk menemukan fitness
centre, bowling alleys, kursus, klub dan organisasi olahraga, serta
pertandingan, turnamen, dan fasilitas olahraga yang dioperasikan secara
bisnis. Usaha intensifikasi dan ekstensifikasi perlu dilanjutkan dan
merupakan peluang bisnis bagi seorang berjiwa wirausaha.
Pelaku dan pakar olahraga hendaknya memiliki kesadaran bahwa peranan
olahraga dalam menciptakan bisnis sangat mungkin dan diperlukan. Mereka
tidak dapat berjalan sendiri dalam melakukan industrialisasi olahraga.
Karena itu hendaknya menggandeng pemilik modal sehingga bersinergi
menghasilan rencana bisnis yang matang dan dapat diandalkan.
Dalam kaitan inilah menurut Arismunandar (1997), wawasan bisnis dan
manajemen diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan bisnis olahraga.
Hal ini penting karena maju dan berkembangnya bisnis itu akan memicu
penelitian dan pengembangan, meningkatkan mutu pendidikan dan
pengembangan ilmu dan teknologi olahraga, meningkatkan prestasi, serta
memperbanyak kesempatan kerja.
Setiap pertandingan memerlukan penonton dan hendaknya menarik banyak
penonton. Pertandingan tanpa penonton pastilah gersang. Motif
berprestasi atlet akan menurun apabila tidak ada penonton. Bagaimanapun
juga teriakan penonton merupakan pemacu semangat bertanding para atlet.
Pertandingan kurang penonton pun dapat dipastikan membangkrutkan panitia
penyelenggara. Di sarnping pendapatan dari tiket akan merosot drastis,
para pengusaha atau perusahaan pun kurang berminat mensponsori
pertandingan itu. Kondisi ini akan memoros kepada rendahnya tingkat
kesejahteraan pelaku olahraga (terutama atlet dan pelatih) serta
kurangnya sarana dan prasarana olahraga.
Jika situasinya seperti itu maka akan menjadi lingkaran setan. Kualitas
atlet menurun mengakibatkan prestasinya jeblok dan akhirnya pertandingan
tidak bermutu. Dampaknya apresiasi masyarakat terhadap olahraga rendah
sehingga tidak datang manakala ada pertandingan olahraga. Karena itu
memajukan olahraga, meningkatan partisipasi dan apresiasi masyarakat,
prestasi dan bisnis olahraga, saling berkaitan dan saling menunjang.
Persyaratan
Pengelolaan olahraga secara bisnis dapat menghasilkan keuntungan (dana).
Akan tetapi keuntungan yang dapat diraih sangat tergantung pada mutu
fasilitas, produk, pertandingan atau jasa yang dijual, memiliki daya
tarik dan ditampilkan pada saat yang tepat, di tempat strategis.
Ada beberapa persyaratan agar kegiatan olahraga dapat menjadi bisnis.
Pertama, masyarakat sudah memiliki kesadaran olahraga dapat membugarkan
tubuh dan jiwa, meningkatkan kecerdasan (inteligensia dan emosional),
meningkatkan produktivitas kerja, mengurangi biaya perawatan kesehatan.
Sosialisasi peran dan fungsi olahraga seperti ini selayaknya menjadi
program utama pelaku olahraga.
Kedua, tingkat kesejahteraan masyarakat sudah tinggi sehingga masyarakat
tidak hanya bergelut memenuhi kebutuhan primer (perut) tetapi
masyarakat sudah memerlukan kebutuhan tertier semisal rekreasi dan
tontonan (pertandingan olahraga). Karena itu negara (pemerintah, swasta,
masyarakat sipil) selayaknya mengusahakan dengan cerdas peningkatan
kesejahteraan masyarakat ini.
Ketiga, para pengusaha sudah menyadari potensi dan peluang bisnis dari
kegiatan olahraga. Karena itu pemerintah berkewajiban mempromosikan dan
menyakinkan para pengusaha bahwa kegiatan olahraga menyimpan potensi dan
peluang bisnis yang besar terutama derivasi bisnis kegiatan olahraga
itu sendiri seperti transportasi, pariwisata, jasa pelayanan tempat
olahraga, perdagangan peralatan olahraga.
Keempat, pemilik modal dan pengurus organisasi keolahragaan serta pelaku
olahraga lainnya tidak cukup hanya individu yang mencintai olahraga
yang mau berkorban tenaga dan materi, tetapi selayaknya mereka memiliki
jiwa wirausaha.
Pelaku olahraga tidak hanya berpikir menghabiskan dana tetapi sudah
selayaknya mengerjakan bagaimana aktivitas olahraga yang dilakukan dan
diselenggarakan dapat menghasilkan dana.
Pengurus dan pemilik klub atau organisasi olahraga dituntut memiliki
kompetensi agar setiap event dan atau pertandingan olahraga dapat
menghasilkan keuntungan finansial (uang). Karena itu hukumnya wajib bagi
mereka untuk mempunyai kompetensi pemasaran.
Apalagi pemasaran produk event dan pertandingan olahraga tidak
memerlukan kehadiran langsung konsumen di lapangan atau tempat event dan
pertandingan, akan tetapi dapat melalui media radio atau televisi.
Peluang semakin terbuka setelah semakin bertambahnya stasiun radio dan
televisi, tidak bisa tidak, kompetensi melakukan negosiasi dan kontrak
dengan stasiun radio dan televisi menjadi sangat penting
Olahraga dan Pariwisata
Olahraga merupakan wahana yang memberikan kesempatan dan peluang kepada
manusia untuk bersaing, menguasai, menang dan kalah. Olahraga
seolah-olah menggantikan peran yang destruktif dan melenyapkan
kebudayaan.
Menurut Arismundar (1997), pariwisata juga akan merupakan kegiatan serta
memberikan kesempatan kepada manusia untuk bergerak, melihat, belajar,
bergaul; mengenal budaya, alam sekitar, keunggulan, keajaiban ataupun
keistimewaan tempat lain. Pariwisata juga akan berkembang sampai ke
wisata
ilmu dan teknologi, serta wisata olahraga.
Penyelenggaraan pariwisata dan olahraga akan maju dan berkembang dengan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pariwisata dan
olahraga iuga akan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
vang strategis. Pariwisata dan olahraga adalah subjek dan sekaligus juga
objek masa depan.
Pariwisata dan olahraga adalah ujung tombak kehidupan masa depan.
Kebutuhan pariwisata dan olahraga serta semua kegiatan yang berkaitan
dapat memicu bisnis baru, jasa dan produk baru. Karena kepentingan dan
kebermanfaatan pariwisata dan olahraga serta keterkaitannya dengan
kemajuan bidang lain, maka koordinasi dan dukungan semua pihak (instansi
pemerintah, induk dan cabang organisasi olahraga, pelaku usaha dan
organisasinya, LSM dan organisasi kemasyarakatan lainnya) sangat
diperlukan.
Promosi pariwisata hendaknya meliputi semua kegiatan yang ada sehingga
berorientasi pada kepentingan dan keberhasilan semua. Misalnya
konferensi, pameran, acara adat, museum, arsitektur, pertunjukan,
kesenian, olahraga, dan pariwisata sendiri.
Home » Pendidikan Olahraga »
BISNIS DAN MANAJEMEN OLAHRAGA
BISNIS DAN MANAJEMEN OLAHRAGA
Under:
Pendidikan Olahraga
Categories
- Blog (4)
- Event (2)
- Hardcore (2)
- Info (14)
- Internet (3)
- JavaScript (3)
- Komputer (9)
- Lyrics (8)
- Metalhead (2)
- News (5)
- Pendidikan Olahraga (3)
- Software (3)
- Tips dan Trik (22)
- Tips Facebook (2)